Monday, August 17, 2009

Review: Anita Blake: Vampire Hunter Series


Apa jadinya kalau dunia yang kita tinggali merupakan dunia dimana vampir, zombi, werewolf (manusia srigala), sihir, setan, dan sebagainya merupakan bagian dari dunia nyata? Inilah dunia tempat Anita Blake, animator sekaligus pemburu vampir tinggal. Novel Anita Blake: Vampire Hunter series karya Laurell K. Hamilton akan membawa kita jauh kedalam dunia preternatural berisi hal-hal yang selama ini hanyalah dongeng dan mitos belaka.

Secara garis besar, makhluk-makhluk dongeng yang 'hidup' di dunia Anita Blake adalah standar makhluk dongeng. Misalnya, vampir akan terbakar jika terkena sinar matahari, takut dengan benda-benda suci (seperti Injil, salib, Qur'an, dan sebagainya), dan benda-benda ini akan menyala hingga terbakar jika didekati vampir. Selain vampir, ada shapeshifter, werewolf, penyihir (witch dan wiccan), dan berbagai makhluk dongeng standar lainnya.

Mungkin dari sisi originalitas, dunia Anita Blake terdengar klise, biasa, namun Laurell K. Hamilton mampu menyulap dunia klise itu menjadi dunia Anita Blake yang solid, detil, dengan misteri dan roman yang erotis. Apa saya tadi menulis erotis? Ya, anda tidak salah baca, novel Anita Blake ini termasuk kategori novel dewasa, novel erotis malah. Tidak hanya dikarenakan banyaknya adegan dewasa bertebaran di mana-mana, tetapi juga gaya bahasa dan gambaran yang tidak untuk kalangan dibawah 20 tahun seperti misalnya deskripsi kondisi tubuh korban pembunuhan yang tercerai-berai dan sebagainya. Juga banyak adegan kekerasan dan pemakaian bahasa kasar di novel ini.

Novel Anita Blake: Vampire Hunter ini pertama kali beredar tahun 1993 (Guilty Pleasures), dengan jeda penerbitan setiap seri adalah sekitar satu tahun. Sejak pertama kali diterbitkan, novel ini sudah mencapai 17 judul, judul terbaru adalah Skin Trade yang beredar tanggal 2 Juni lalu. Selain seri utama, novel ini juga sudah menghasilkan beberapa side story, seperti kumpulan kasus pendek Anita Blake sebagai pemburu vampir dan sebagai konsultan kepolisian, beberapa komik berdasar novel dan beberapa lainnya.

Saya pertama kali menjumpai novel ini saat sedang mencari seri novel House of Night (review akan dilakukan di masa mendatang). Iseng saya unduh (duh, dosa euy, pake jalan haram....), saya baca kemudian saya jauth cinta dengan novel ini. Kesan pertama saya saat setelah membaca novel ini adalah: detil, kelam, solid, menegangkan, tetapi mampu membuat rasa penasaran untuk melanjutkan membaca.

Gaya bahasa novel ini adalah dewasa, sesuai dengan peruntukannya, dimana kata-katanya lebih bebas, lebih vulgar. Deskripsi dilakukan dengan teliti, hingga kita bisa membayangkan setiap adegan. Cerita dibangun dengan cermat, hingga kesalahan dapat ditekan hingga minim sekali, plot berjalan dengan lancar dan solid. Detil-detil sangat dipikirkan, sehingga terbentuk dunia yang saling mendukung. Karakter dari tokoh utama terbangun dengan baik, kita dapat adengan mudah membayangkan gambaran tokoh utama bersama karakternya dengan jelas. Gaya penceritaan dari orang pertama pelaku utama semakin menguatkan pembangunan karakter dari tokoh utama. Bahkan, hampir setiap tokoh dikerjakan dengan cermat. Deskripsi fisik dan karakter dikerjakan dengan hati-hati. Begitu juga dengan detil lokasi, semua dikerjakan dengan baik.

Pengerjaan yang cermat juga kita jumpai di bagian lain novel, seperti sejarah dan timeline yang sangat akurat. Setiap makhluk preternatural dikerjakan dengan detil, seperti misalnya dunia vampir dimana terdapat high council, master vampire, master of city, dll. Dunia werewolf diluaskan di sini, dimana tidak hanya ada manusia srigala (werewolf) tapi wereanimal seperti wereleopard, wererat, werehyena, weretiger, werebear, standar hewan, hingga makhluk dongeng seperti weredragon. Dunia wereanimal inijuga digambarkan dengan detil, seperti struktur masyarakatnya, kebiasan-kebiasaannya, dll. Kita akan ditakjubkan dengan kehati-hatian Laurell K. Hamilton dalam membuat latar belakang dan kebudayaan tiap wereanimal dan makhluk preternatural.

Hubungan antar tokoh digarap dengan baik. Perkembangan dan hubungan emosi antar tokohnya tergarap dengan bagus. Ada banyak hubungan yang dibahas di sini, baik seksual, sahabat, teman, rekan kerja, hingga master-servant. Misalnya hubungan antara Anita dengan Jean-Claude (pasangan, seksual, master-servant), Anita-Richard (seksual, pasangan, servant-servant, hirarki dengan Anita sebagai Lupa dan Richard sebagai Ulfric), Anita-Micah (pasangan, seksual, hirarki dengan Anita sebagai Nimir-Ra dan Micah sebagai Nimir-Raj), Anita-Larry (rekanan, sahabat), Anita-Verronica/Ronnie (sahabat), Anita-pard (hirarki, Anita sebagai Nimir-Ra), Anita-lukoi (hirarki, Anita sebagai Lupa sekaligus Bolverk), Anita-servant (Anita sebagai master, Damian sebagai vampire servant, Nathaniel dan beberapa lainnya sebagai animal to call) dan lain-lainnya.

Yang menjadi kekurangan menurut saya adalah gaya penulisan Laurell K. Hamilton yang cenderung menggunakan kalimat-kalimat panjang. Satu paragraf bisa mencapai satu halaman buku sendiri. Untuk beberapa orang hal ini akan membosankan, dan membuat cepat lelah. Deskripsi yang sangat detil, juga mungkin akan membuat sebagian orang akan lelah dan risih, seperti adegan-adegan romantis yang bertebaran, ataupun detil kondisi korban pembunuhan, yang digambarkan sangat nyata sekali. Belum lagi untuk orang yang tidak menyetujui free sex, akan cukup terganggu dan risih dengan novel ini. Untuk beberapa orang, mungkin bisa terbayang-bayang bagaimana organ-organ tubuh korban pembunuhan berserakan, darah yang menggenang, aroma darah dan organ tubuh, potongan-potongan daging dan sebagainya.

Selain itu, tiap novel memiliki kualitas yang berbeda. Memang hal ini sudah biasa, namun kita kan menjumpai satu novel lebih menarik dibanding novel yang lain. Dan menurut saya pribadi, Laurell K Hamilton seperti terlalu mengekspos adegan erotis di novel ini. Terlalu banyak adegan dewasa, hingga saya menjumpai hal tersebut mengganggu.

Dari sisi timeline, novel ini berjalan sangat cepat. Bahkan timeline satu novel bisa hanya berjarak beberapa jam saja dari novel sebelumnya. Jarak terpanjang timeline antar novel yang saya ingat adalah sekitar 6-8 bulan. Untuk saya, itu cukup mengganggu, sebab perkembangan tokoh menjadi terlalu cepat. Orang akan berpikir ulang, apakah ada orang yang sanggup bertahan tetap waras dengan berbagai kejadian yang datang bertubi-tubi.

Yang juga cukup mengganggu adalah perkembangan kekuatan supranatural yang dimiliki tokoh utama yang terlalu cepat, tanpa pemberian waktu yang cukup 'normal'. Sehingga memberi kesan tokoh utama mampu dengan sangat cepat menguasai kemampuan baru yang muncul. Dari hanya sekedar membangkitkan mayat (animator di novel ini adalah pekerjaan membangkitkan mayat menjadi zombi), berkembang ke necromancer (orang dengan kekuasaan terhadap segala macam undead termasuk vampir), human lupa, Nimir Ra, hingga ke living vampire. Silakan baca wikipedia bagian ini untuk lebih jelas berbagai istilah di novel ini.

Secara garis besar, novel Anita Blake ini menarik untuk diikuti. Asalkan anda sanggup bertahan saat adegan dewasa dan deskripsi mengerikan korban-korban pembunuhan, jalan cerita dan intrik di novel ini menarik untuk diikuti. Sayang, kemungkinan novel ini untuk diterbitkan di Indonesia adalah mendekati nol, karena adegan-adegan dewasa yang banyak bertebarna di novel ini.

0 comments: