Tuesday, June 21, 2011

Review: Nexian Cosmic Journey (Updated 1, 2, dan 3)

Saya sudah lama ingin ganti handphone, tapi baru kesampaian saat ini. Maklum baru ada dana hahaha. Di pameran komputer dan handphone di JCC kemarin saya berkesempatan memboyong pulang handphone Android Nexian Cosmix Journey. Lumayan murah, 1,5 juta saja. Saya sebenarnya mengincar CSL Mi320 seharga 1jt tapi ternyata sudah habis.

Kok Nexian sih? Kenapa tidak X8 atau Galaxy Mini atau Optimus ME yang sama-sama berharga 1,5jt? Alasannya: layar. Saya butuh layar yang cukup lebar dengan resolusi yang cukup dan multitouch. X8 layarnya 3,2" dan tidak mendukung multitouch, Galaxy Mini dan Optimus ME resolusi layarnya hanya 240x320. Saat dibandingkan, terlihat jelas layar Coney lebih halus dari Mini / ME, tapi masih kalah halus jika dibandingkan dengan X8, Samsung Galaxy Gio (ya iyalah, secara, Gio dan X8 memiliki resolusi 320x480 dengan penampang 3,2") apalagi saat dibandingkan dengan layar Apple Iphone 4 (no comment deh).

Fisiknya: tombol power dan lubang jack audio diatas; tombol volum, slot microsd dan kamera di samping kanan; slot microusb di bawah; dan tidak ada apa-apa di sisi kiri :D. Di bagian muka ada ear-speaker (ga tau istilahnya); light sensor; tulisan Nexian; layar 3,5" dengan proximity sensor; empat tombol capacitive/ tombol sentuh; dan lubang mic di bawah. Bagian belakang terdapat lubang speaker dan kamera.
Spesifikasi Nexian Cosmic Journey (yang saya beri nama Coney ini) adalah:

  • Prosesor Arm6 528MHz
  • Ram 160Mb update: ternyata RAM Coney memang 256 Mb, yang 100 Mb dipakai oleh kernel linux.
  • Memory internal 200Mb
  • Layar 3,5" HVGA 320x480 capasitive touchscreen dengan multituch support
  • Kamera 3 Mpix dengan flash light minus autofocus
  • Fitur lainnya standar Android: 3G, bluetooth, gps, wifi, microsd slot, auto-rotate, dll.
  • Kelengkapan paket pembelian: unit hp, baterai, headset, charger dan kabel data microusb, microsd 1gb yg terisi Nexian music player dan berbagai buku dan kertas-kertas.
Kalau dilihat dari sisi prosesor dan ram, hp ini masih dibawah seri Android keluaran Nexian sebelumnya, yaitu Nexian Journey. Dan dari sisi kinerja memang cukup terasa, scrolling dan akses menu tidak sehalus X8 ataupun Samsung Galaxy Mini (keduanya memiliki prosesor berkecepatan 600 MHz dengan ram 256Mb --X8 384Mb --Mini) tapi untuk keperluan sehari-hari masih cukup kok. Asal jangan digunakan untuk memainkan game HD ataupun video 360 dpi keatas, pasti patah-patah :D

Sistem Android Froyo yang dibawa Coney ini termasuk vanilla (masih asli tanpa ada perubahan), hanya home atau launcher saja yang diubah oleh Gigabyte (oh iya, Coney ini rebrand produk Gigabyte Gsmart, tapi saya kurang tahu seri apa, sepertinya sih Gsmart Rola. Ini video preview Gigabyte Gsmart Rola http://www.youtube.com/watch?v=qUr5SpHyPQk).

Di launcher bawaan Coney, ada panel bawah dengan tiga icon: Dialer, Menu, dan Contact yang dipisahkan dua titik di kiri dan di kanan. Titik-titik ini menunjukkan home screen yang berjumlah empat (dan sayangnya tidak bisa dikurangi). Home screen bisa dipindah dengan menggeser layar ke kiri-kanan atau dengan menyentuh titik-titik di panel bawah. Tekan-tahan panel bawah dan empat preview home screen akan tampil yang memudahkan kita melihat dan berpindah home screen dengan cepat.

Menu Coney masih standar Android 2.2 (Froyo) dengan scrolling ke atas-bawahnya (update: tersedia update build number froyo di Nexian Center yang memperbaiki stabilitas penangkapan sinyal. Tapi tidak bisa di-root dengan z4root. Sumber Kaskus).
Akses menu cukup cepat, namun terkadang ada sedikit lag saat scroll terlalu cepat. Fitur-fitur di dalamnya juga masih vanilla Android, mulai dari contact, messaging, email, music player, file manager, galery hingga kamera. Berbeda dengan produk keluaran produsen lain yang rata-rata sudah dikustomisasi (TouchWiz, MotoBlur dll). Performa layar capacitive Coney sendiri termasuk bagus, responsif, dan jernih. Sayang saat dibawah sinar matahari tampilannya pudar sekali dan sulit untuk dilihat (update: pasang brightness ke nilai maksimum, lumayan bisa dilihat di bawah sinar matahari).

Seperti yang disinggung di atas, tampilan pemutar musik Coney ini standar bawaan Android. Kualitas speakernya sendiri saya tidak pernah mencoba, karena saya tidak menggunakan hp ini sebagai pemutar musik :D. Keluaran suara dari jack audionya mengecewakan: bass terlalu besar dengan mid-bass yang melebar kesemua frekuensi, treble yang sangat roll-off dan midle yang mundur. Sansa Clip saya mampu memberikan output yang jauh lebih bagus. Saya menggunakan IEM MEElectronic M6, headphone dBE PH10 dan headphone Audio-Technica ATH-SJ33. Kalau anda seorang audiophile, jangan dekati pemutar musik hp ini... Update2: ternyata ini masalah dari firmware yang kurang stabil. Cara restart kualitas audio: nyalakan pemutar musik, lalu pindah ke radio, pilih satu gelombang lalu langsung pindah ke pemutar musik dan mainkan lagu. Tanpa menghentikan lagu, matikan radio. Kualitas suara Coney lumayan, outputnya rich agak bright. Bass agak boomy, separasi dan soundstage so-so saja.

Hasil kameranya diluar dugaan, bagus juga. Beda dengan hasil kamera ponsel-ponsel lokal lainnya :D. Lampu kilatnya hanya mampu mencapai jarak sekitar 40-50cm. Sayang, dengan pengaturan standar, warna hasil tangkapan terlihat kebiru-biruan. Mengubah pengaturan warna ke mode outdoor memperbaiki hasil kameranya. Di unit yang saya miliki, tombol kameranya agak susah digunakan, perlu tekanan yang agak keras.
Update 3: contoh hasil kamera.
Hasil  foto sore hari sekitar pukul 15.30 WIB
Hasil foto pagi sekitar 05.45 WIB
Foto siang hari sekitar jam 12.45 WIB

Bluetooth dan wifi bekerja tanpa masalah. HSPDA tersedia di slot sim pertama sedangkan slot sim kedua hanya sampa EDGE saja. Penangkapan sinyal sangat bagus. Terdapat fasilitas tethering di sini baik melalui wifi maupun melalui kabel data (dengan kata lain Coney menjadi modem internet). GPS-nya sangat cepat malakukan penguncian (luar ruangan dan rumah hunian biasa), tapi jika di dalam gedung bertingkat akan memakan waktu lebih lama.

Ah, bosan membaca isi post yang isinya kata-kata terus? Nih, saya sudah siapkan tangkapan layar dari tampilan Coney:
Home screen/ launcher default Coney
Home screen kedua Coney dengan widget on'off internet, sim switcher, wifi tethering dan on/off fasilitas lainnya.
Notification area yang dimunculkan dengan menarik kebawah panel atas. Masih vanilla tanpa tambahan apa-apa.
Menu Coney yang diakses dengan scroll atas-bawah.
Fasilitas akses cepat aplikasi yang baru dibuka dengan menyentuh-tahan tombol home.
Contact vanilla Android dengan fasilitas pencari cepat berdasar huruf awal.
Pemutar musik standar Android. Sayang outputnya mengecewakan.
Galeri standar Android, tanpa efek 3 dimensi dan lain-lain.
Galeri standar. Efek pinch-to-zoom bisa digunakan karena layar Coney mendukung multitouch.
Informasi versi Android, kernel Linux, dll.
Informasi detail dengan bantuan aplikasi tambahan. Ternyata prosesor Coney hanya 528 MHz dengan ram 160 Mb bukan 600 MHz / 256 Mb seperti kata iklan.
Baterai Coney memiliki rating 1260 mAh dengan jenis Li-Po (Lithium-Polymer). Waktu pengisian sekitar 3-4 jam jika mengisi dalam keadaan hidup dan lebih dari 8 jam di kondisi mati. Aneh memang (update: jika cahrging sudah beberapa jam tidak segera penuh, copot charger, matikan hp, tunggu hingga baterai dingin, charge ulang. Bila baterai panas Coney ini menolak untuk di-charge). Dengan penggunaan standar, Coney (seperti handset Android lainnya) sanggup bertahan satu hari penuh. Matikan koneksi internet, wifi, bluetooth, gps, slot sim kedua, dan underclock prosesor maka Coney bisa bertahan hingga 2 hari.

Kesimpulannya, untuk sekedar berinternet (browsing, facebook, twitter), game ringan (angry bird, crazy bird, dll) dan sedikit edit dokumen, masih sangat cukup. Gamer dan movie freak, silakan melihat ke handphone atau ke pmp lain yang lebih powerfull.