Monday, January 16, 2012

Review: Florence + The Machine


Jujur saja, saya baru pertama ini kenal dengan artis yang bernama Florence dan grup pendampingnya yang menggunakan nama The Machine. Saya awalnya membaca review album ini dari situs majalah Rollingstone, lalu saya iseng mendengarkan demo lagunya, dan jatuh cinta dengan suara dan musiknya.

Terdiri dari 12 track lagu, dimulai dari:
  1. "Only If for a Night"
  2. "Shake It Out"
  3. "What the Water Gave Me"
  4. "Never Let Me Go"
  5. "Breaking Down"
  6. "Lover to Lover"
  7. "No Light, No Light"
  8. "Seven Devils"
  9. "Heartlines"
  10. "Spectrum"
  11. "All This and Heaven Too"
  12. "Leave My Body"
saya melalap satu album tanpa sadar, karena terhanyut dengan suasana album yang berbeda.

Album ini sangat kaya akan suara dan instrumen, dengan backing vocal, menciptakan musik yang berlapis-lapis. Efek gaung yang digunakan membuat kesan megah, namun juga menambah keruwetan dari album ini. Dengan FiiO E10 DAC dan headphone Audio-Technica SJ33, saya dapat membedakan berbagai detil instrumen, vokal dan backing vokal, dan gaung dengan jelas. Dengan soundcard onboard dan SJ33, detil banyak yang hilang, instrumen lebih bercampur, membuat suasana ruwet. Saya kurang menyarankan anda mendengarkan dengan perangkat yang separasinya kurang bagus, karena album ini benar-benar kaya akan detil dan layering.

Vokal Florence Welch bersinar di album ini, tarikan nafas, getaran suaranya, intonasi, teknik vokal, benar-benar menyatu dengan musik. Di saat artis-artis sekarang berlomba mengeluarkan album dengan musik yang heavy bass, synthesizers, auto-tunes, dan berbagai bling-bling lainnya, album Ceremonials ini berkesan tradisional, liar, klasik, gelap, namun tetap megah dan bersinar. Mendengarkan album ini setelah rentetan Britney Spears, Rihanna, Katy Perry dan berbagai artis mainstream senada lainnya, rasanya seperti keluar menikmati angin malam yang dingin dan segar setelah berjam-jam berada di ruangan diskotik yang panas, sumpek dan penuh aroma seksual.

Kalau anda ingin merasakan album yang berbeda dari album kebanyakan, silakan mencoba album ini. Saya sarankan anda mendengarkan album ini dengan perangkat yang mempunyai separasi dan sound-stage yang bagus, karena anda pasti akan terpana dengan kekayaan musik album ini.
RECOMMENDED!!!

Friday, January 06, 2012

Review: The Weeknd - Echoes of Silence


Aliran Dub-step sebenarnya kurang saya sukai karena saya kurang ngeh dengan musik tersebut, sama seperti pure Jazz, sehingga saya tidak bisa menikmati musik aliran tersebut. Namun saya sangat menikmati album pertama The Weeknd (House of Baloon), dan sekarang saya kembali terhanyut dengan album ketiga dari The Weeknd yang berjudul Echoes of Silence (saya belum sempat mendengarkan album keduanya).

Dari track pertama sampai track terakhir, album ini sangat berbeda dengan album pertama (House of Baloon). Drum lebih tegas, mantab, dengan beat yang relatif lebih cepat dibandingkan dengan album pertama yang yang slow, easy going, dan menghanyutkan.

Ada 9 track lagu di mix-tape ini, dan semuanya menghanyutkan...
  1. "D.D."
  2. "Montreal"
  3. "Outside"
  4. "XO"/"The Host"
  5. "Initiation"
  6. "Same Old Song"
  7. "The Fall"
  8. "Next"
  9. "Echoes of Silence"
Secara pribadi saya sangat menyukai "D.D." dan "Montreal".
Album ini paling nikmat jika didengarkan berkelanjutan, karena seluruh lagu di mix-tape ini merupakan satu rangkai yang berkelanjutan. Vokal falsetto Abel Tesfaye lembut mengalir, meliuk diantara hentakan drum dan melodi, membuat satu kesatuan musik yang menghanyutkan.

Kalau anda ingin mencoba aliran dub-step, album The Weeknd ini bisa anda coba. Saya sendiri sangat menikmatinya.
RECOMMENDED!!!
-------------------------------------------------------------
berikutnya: review album Lana Del Rey, Born To Die

PC Sync untuk Nexian Cosmic Journey (Gigabyte Gsmart G1315)

Pengguna Nexian Cosmic Journey saat menghubungkan ponsel ke komputer dengan kabel data pasti akan menemui berbagai pilihan, salah satunya PC Sync. Namun sayangnya perangkat lunak untuk melakukan sinkronisasi tidak tersedia, baik di ROM ponsel, di paket pembelian, maupun di situs Nexian. Akibatnya, kita tidak dapat melakukan akses ke pesan, kontak dan berbagai data lain melalui komputer. Proses backup manual juga tidak dapat dilakukan. Memang ada fasilitas sinkronisasi melalui server Google, tetapi kurang komplit rasanya jika kita tidak dapat melakukan edit secara manual.

Saya mencoba menghubungi Gigabyte selaku OEM ponsel ini, namun sayang sekali, jawaban dari mereka tidak memuaskan. Inti dari jawaban mereka adalah: ponsel yang mereka jual, dukungannya diserahkan kepada si pembeli tersebut, dan Gigabyte sudah lepas tangan. Grr..... ngeselin.

Namun kekesalan tersebut berakhir sudah, karena saya menemukan situs tempat mengunduh perangkat lunak untuk ponsel Nexian Cosmic Journey / Gigabyte Gsmart G1315!!! Tidak hanya perangkat lunak untuk sinkronisasi dan management, tetapi juga berkas pembaruan firmware. Mantab.

Kali ini saya ingin membahas perangkat lunak untuk management ponsel yang bernama Android Manager. Perangkat lunak ini dapat diunduh di sini. Pastikan koneksi internet anda stabil, karena ukurannya lumayan besar, sekitar 55,4 Mb. Setelah selesai, ekstrak dan install. Tampilan awalnya seperti ini:

Simbol ponsel-komputer di kiri bawah akan berubah hijau saat ponsel tersambung.
 Ada beberapa menu yang tersedia: Contacts, Messages, Photos, Videos, Music, Application, Files, Sync. Di menu Sync, kita bisa mensinkronisasi berbagai berkas: Contacts, Calendar, Camera, Camcorder dan Folders. Untuk melakukan backup data menyeluruh, ada di menu di toolbar atas File > Backup & Restore. Sekarang jika anda sedang tidak ada koneksi internet, anda tetap dapat mem-backup data-data anda dengan komputer.
Menu Sync.
 Selamat menggunakan.

Update Android Nexian Cosmic Journey (Updated 1,2)

PERINGATAN: LAKUKAN LANGKAH-LANGKAH PEMBARUAN DENGAN RESIKO ANDA TANGGUNG SENDIRI. SAYA TIDAK BERTANGGUNG JAWAB JIKA TERJADI MASALAH DENGAN PONSEL ANDA.

Saya sudah cukup lama menggunakan ponsel Nexian Cosmic Journey.  Ada beberapa kekurangan yang saya temui: sim card yang sering tidak terdeteksi, output headset yang amburadul, layar yang over-sensitive, sering restart saat dihubungkan ke komputer dengan kabel data, dan sensor sinar yang tidak bekerja semestinya.
 
Setelah melihat-lihat sistemnya, ternyata ponsel Nexian Cosmic Journey sejatinya rebrand dari ponsel buatan Gigabyte: Gsmart G1315, namun dengan modul kamera yang dikecilkan menjadi 3 mega pixel. Di web Gsmart sendiri, ternyata sudah ada update firmware yang mengatasi masalah-masalah tersebut. Namun sayangnya pihak Nexian agak lambat dan kurang terbuka dalam penyediaan update tersebut. Di website Nexian tidak ada keterangan update ataupun software yang bisa diunduh untuk ponsel Cosmic Journey ini.

Dari hasil browsing internet, saya menemukan firware terbaru untuk Gsmart G1315 ini adalah 0.50.2 sedangkan versi bawaan Coney adalah 0.21.8. Banyak pembenahan yang  dibawa versi ini. Tapi sayangnya, saat saya coba untuk memperbarui Coney saya dengan berkas ini, proses gagal karena versi dan tipe ponsel yang berbeda. Frustasi, saya bersabar saja, sampai akhrinya ada informasi dari forum lokal mengenai update yang tersedia di Nexian Center. Menyebalkan, kenapa Nexian tidak membuat pengumuman resmi? Atau menyediakan berkasnya untuk diunduh, seperti pada saat update Nexian Journey dulu?

Buat yang malas ke Nexian Center (seperti saya), atau jauh dari Nexian Center, dan mempunyai koneksi internet yang stabil, ada work-around untuk memasang pembaruan Gsmart G1315 ke Coney. Caranya seperti ini:
1. Siapkan berkas pembaruan yang hendak dipasang. Anda bisa mengunduh berkasnya di sini. Pastikan koneksi anda stabil (tidak putus-putus) karena ukuran berkas lumayan besar, sekitar 99 Mb. Sayangnya di situs tersebut tidak ada md5sum dari berkas yang disediakan, jadi kita bisa melakukan pengecekan apakah berkas yang kita unduh sempurna atau tidak. Kalau md5sum dari berkas yang saya unduh dan gunakan (GSmart_G1315_V0.50.2_PL_CZ.zip) adalah:
a0b674664f5d629dee539c77db707602
Melakukan pengecekan md5sum (untuk windows) bisa menggunakan perangkat lunak dari sini.

2. Pastikan anda sudah melakukan rooting Coney anda. Gunakan z4root. Lalu gunakan aplikasi Root Explorer untuk menjelajah berkas di sistem Coney. Lakukan backup seluruh data dan sistem anda, baik secara online atau menggunakan Titanium Backup. Jika menggunakan Titanium Backup, jangan lupa membuat pemasang Titanium Backup Safe Mode (update.zip) untuk berjaga-jaga.

3. Menggunakan Root Explorer, edit berkas berikut:
/system/etc/sw_ver.txt
(maksudnya adalah, jelajahi berkas sistem anda di bagian System lalu ke Etc lalu di dalam folder Etc tsb, cari berkas bernama sw_ver.txt). Cari baris
"BUILD_SW_PROJ =Nexian"
ganti "Nexian" dengan "pl_cz".

 4. Edit berkas:
/system/build.prop
Ganti semua bagian "Nexian" dengan "Gsmart" dan "A892" dengan "G1315". Jangan lupa simpan.

5. Ekstrak berkas ZIP yang tadi diunduh, di dalamnya ada berkas bernama update.zip, salin berkas tersebut ke dalam kartu microsd anda. Taruh di bagian paling atas, jangan masukkan ke dalam folder apapun. Anda bisa menggunakan pembaca kartu (card reader) atau kabel data Coney.

6. Matikan ponsel, pastikan baterai terisi penuh untuk menghindari ponsel mati saat proses pembaruan berjalan. Tekan dan tahan tombol kamera, lalu tekan tombol power. Saat lampu indikator ponsel sudah berkedip biru, anda dapat melepas tombol kamera. Ponsel akan masuk ke System Recovery Mode, dan anda akan menjumpai pilihan untuk melakukan update. Gunakan tombol volume untuk bergulir ke atas/bawah dan tombol kamera untuk memilih.

7. Jawab "Ya" untuk memulai proses pembaruan. Tunggu hingga ponsel melakukan restart. Jika ada masalah, atau tidak bisa masuk ke home, masuk ke System Recovery Mode lagi, lalu lakukan wipe cache dan wipe data. Lalu nyalakan ulang. Selesai.
Tampilan booting:
Firmware baru menggunakan Android 2.2.2 sedangkan sebelumnya adalah 2.2.1:

Tampilan home baru:
Pembaruan ini menyelesaikan semua masalah yang saya sebutkan di bagian awal tulisan: sim card tidak lagi muncul hilang (lebih stabil), output headphone stabil bersih, sensor sinar (untuk pengaturan kecerahan layar otomatis) bekerja dengan baik, layar tidak berlebihan lagi, dan tidak restart saat di hubungkan ke komputer dengan kabel data. Juga ada tambahan menu baru: People.

Saya menemui bug: jika Coney dijadikan hotspot (menggunakan fasilitas wireless tethering), Coney selalu terkunci, dalam artian layar mati, tidak dapat dibawa hidup. Bahkan saat saya coba telpon dengan ponsel lain, Coney saya tidak memberikan reaksi apa-apa, padahal sudah ada nada tunggu di ponsel yang saya gunakan untuk menelpon. Satu-satunya cara adalah cabut baterai, karena ponsel benar-benar terkunci, semua tombol tidak berfungsi. Namun anehnya, tethering tetap jalan, karena saya tetap dapat mengakses internet dari laptop saya. Untuk USB Tethering sendiri, saat awal-awal digunakan tidak ada masalah, namun saat mengakses menu, akhirnya sama saja seperti wireless tethering, Coney terkunci dan tidak dapat diakses walau proses tethering tetap berjalan.
Alternatif: gunakan aplikasi tethering dari Market. Saya mencoba OpenGarden (wireless tethering) dan Coney tetap dapat diakses walau tethering berjalan). Update 1: menggunakan Open Garden, tethering putus beberapa saat setelah layar mati. Mungkin karena kebijakan power saving.
Update 2: Setelah dipergunakan beberapa lama, sekarang saya sudah tidak pernah menjumpai bug ini. Mungkin setelah dilakukan flash ulang sistem Coney masih belum stabil, atau hang dikarenakan kepanasan.

Ingat: semua resiko anda tanggung sendiri. Semua label dan software bawaan Nexian akan dihapus dan diganti bawaan Gigabyte Gsmart. Anda dapat menyalin berkas boot.zip bawaan Nexian untuk mengganti berkas boot.zip Gsmart setelah update. Dan anda dapat mengganti semua Gigabyte GSmart G1315 di build.prob dan sw_vers.txt kembali ke Nexian dan A892 jika anda mau.

Selamat mencoba, semoga berhasil.

Tuesday, January 03, 2012

Review: Kingmaker, Kingbreaker series by Karen Miller

Cover Versi 1
Cover Versi 2
Seri Kingmaker, Kingbreaker tulisan Karen Miller ini terdiri dari dua buku: The Innocent Mage dan Innocence Lost (Awakened Mage di luar Australia). Membaca seri ini memberikan pengalaman lain untuk saya.

Asher pergi meninggalkan Resthaven, kota kelahirannya, demi mengejar impiannya untuk membahagiakan ayahnya. Di Dorana, ibu kota Lur sebuah negeri aman tenteram, dimana musim dan cuaca di kendalikan dengan magic, Asher bertemu dengan Gar, pangeran Lur, yang walaupun berdarah Doranen (ras dengan magic), namun terlahir tanpa magic. Di ibu kota Lur inilah petualangan Asher dimulai, petualangan yang akan membawanya menemui takdirnya...

Dua buku ini cukup menarik, walau ending di buku kedua masih meninggalkan beberapa hal yang belum terselesaikan. Saya setelah membaca buku ini, mendapatkan kesan seolah-olah satu buku yang dikarenakan terlalu panjang, akhirnya dibagi menjadi dua buku. Pada kasus buku terakhir The Wheel of Time (A Memory of Light), yang juga karena terlalu panjang akhirnya di bagi menjadi tiga novel, dua novel pertama dari tiga pecahan mampu memberikan kesan novel utuh. Sedangkan dua buku novel tulisan Karen Miller ini, saya merasa lebih mirip dengan seri novel Twilight buku ke empat (Breaking Dawn) yang terdiri menjadi dua bagian besar, namun masih dalam satu buku.

Gaya penulisan enak, sudut pandang Asher sebagai orang biasa, sangat kental terasa mewarnai penggambaran dunia Lur. Kecepatan cerita dibangun dengan bagus, sederhana, dan stabil. Namun terasa ada penarikan atau penguluran waktu di bagian saat Asher kembali ke Dorana di bagian finale dari buku, terlalu datar dan membosankan. Memang kembalinya Asher harus secara diam-diam, namun Karen Miller gagal membuat perjalanan ini menarik.

Dunia yang dibangun Karen Miller di kedua novel ini cukup apik dan menarik. Cukup hidup dan unik, termasuk sistem magisnya. Tembok Barl yang menjulang tinggi di pegunungan menjadi salah satu bagian novel yang melekat kuat dan menjadi bagian khas (iconic) dari novel ini.
Pengembangan karakter tokoh-tokoh utama (Asher dan Gar) terbangun dengan apik. Persahabatan kedua orang yang berbeda kelas dan karakter ini terjalin dengan indah. Namun sayang hal yang sama tidak bisa disebutkan untuk tokoh-tokoh lain yang seharusnya bisa menonjol (Matt dan Dathne). Bahkan tokoh Veira terbangun jauh lebih bagus, dengan presence yang jauh lebih kuat. Sayang sekali...

Ending cerita cukup, walau bagian perkelahian mungkin bisa dibuat lebih lama, seru dan lebih dramatis lagi. Saya merasa bagian finale ini kurang menggigit, kurang legit. Coba bandingkan dengan adegan-adegan perkelahian atau finale di novel-novel The Wheel of Time dan Mistborn yang penuh dengan adegan-adegan dan saat-saat yang bisa membuat saya berseru "Oh. My. GOD!!!" Bahkan novel ringan seperti Vampire Academy dan House of Night pun memiliki finale yang jauh lebih menggigit dibanding kan novel ini.

Terlepas dari berbagai hal yang kurang dari novel ini, saya menjumpai novel ini cukup menghibur. Dan menarik. Cukup sederhana dan ringan, namun dengan sentuhan khas fantasy yang bisa membawa kita ke dunia lain. Bukan dalam taraf seperti The Wheel of Time, Mistborn Trilogy, ataupun The Black Jewels Trilogy, namun masih bisa saya sarankan untuk dibaca.

---------------------------------------------------------
Berikutnya: upgrade firmware/ android Nexian Cosmic Journey ke versi terbaru.