Monday, November 30, 2009

Desktop Of The Week

Yap, inilah tampilan desktop linux saya kali ini.... Sehabis memasang Kubuntu kustom, dilanjutkan dengan kustomisasi agar nyaman saat digunakan. Kubuntu merupakan distro turunan Ubuntu, tetapi menggunakan KDE. Awalnya saya menginstal Kubuntu versi standar, tetapi ternyata bloated, penuh dengan berbagai hal yang tidak saya butuhkan.... Akhirnya saya putuskan untuk melakukan pemasangan kustom: memasang command line system (sistem hanya terdiri dari command line seperti dos), menambah repo lokal (saya awalnya hanya menambah dari dvd Ubuntu Studio versi alternate dan cd Kubuntu versi alternate), instalasi sistem dasar (xorg, acpi support, sound), kemudian sistem dasar KDE (kdm, kdebase-workspace, plasma, dolphin, dll), dan berbagai perangkat lunak yang saya butuhkan (selama masih ada di repo lokal saya). Login ke X kemudian melanjutkan penambahan repo dari kambing.ui.ac.id serta Medi Ubuntu (untuk dukungan restricted extras seperti kemampuan memutar format propiertary, dvd dsb) dan melanjutkan penambahan berbagai perangkat lunak yang tersisa. Selesai. Ups, tinggal kustomisasi desktop saja.

Di sini KDE yang digunakan adalah KDE 4.3.3. Untuk pengguna Kubuntu Karmic Koala, silakan tambahkan repo ppa ini, dan tambahkan gpg-key menurut cara ini.



Tampilan desktop saya. Kanan atas merupakan plasmoid Analog Watch dan Simple Label. Kanan bawah plasmoid Playing Now yang menunjukkan lagu yang sedang diputar dengan Amarok 2.2.1.

Contoh lain dari plasmoid yang disediakan KDE4. Kiri atas merupakan Folder View yang mampu menampilkan isi dari folder tertentu (dalam screenshot ini folder berisi wallpaper) dengan kemampuan live preview, dan plasmoid Facebook (menampilkan facebook versi iphone). Plasmoid lain yang sering saya gunakan lainnya adalah Microblogging (plasmoid untuk mengakses Identica atau Twitter).

Tampilan menu KDE versi Kickoff, menampilkan bagian favorite yang berisikan berbagai aplikasi yang sering saya gunakan. Di sebelah kanan merupakan panel tempat menambahkan plasmoid lainnya.

Tampilan Dolphin, file manager dari KDE4, dengan kemampuan live preview. Panel KDE juga memiliki kemampuan ini, seperti saat kita mengarahkan tetikus diatas jendela yang kita inginkan.

Beautiful eh?! Jangan takut menggunakan opensource os! Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi!!!

---------------------------------------------
Sistem Operasi: Kubuntu 9.10 Karmic Koala dengan KDE 4.3.3 (update terbaru)
Widget: Plasma desktop dengan plasmoid
Tema plasma: Simple Clear (dari kde-look.org)
Wallpaper: Lupa dari mana.... :P. Jika ada yang tahu tempat download wallpaper ini, atau tahu siapa yang membuat, silakan pm saya.

Review: Leona Lewis - Echo

Akhirnya, setelah tahun-tahun penungguan yang penuh penderitaan (lebay), inilah artikel yang ditunggu-tunggu: (BMG: toreroerot....) Review: Leona Lewis - Echo! Asli lebay beut.....
Okeh, Leona Lewis merupakan pemenang acara pencarian bakat X Factor Inggris yang ke-eeeeeeehhhh....dua deh kayaknya ;)). Album debutnya yang berjudul Spirit merupakan album yang hm... yum-yum banget. Lalu, apakah album keduanya ini bisa mengulang kesuksesan album Spirit?

Saya dapat album Leona ini -seperti biasa- dari jalur ilegal (ehm, ehm, jangan ditiru yah!) berupa aac 256 kbps vbr (bitrate bervariasi dari ~200-280 kbps) dengan ekstensi m4a. Yang saya dapat berupa versi Deluxe Edition minus Echo - The Reflection of Sound (video). Total terdiri dari 16 track, dengan 13 merupakan track asli dan 3 track bonus.


01. Happy
02. I Got You
03. Can't Breathe
04. Brave
05. Outta My Head
06. My Hands
07. Love Letter
08. Broken
09. Naked
10. Stop Crying Your Heart Out
11. Don't Let Me Down
12. Alive
13. Lost Then Found (feat. OneRepublic)
Bonus track:
14. Brave (Live At the Hackney Empire)
15. The First Time Ever I Saw Your Face (Live At the Hackney Empire)
16. Fly Here Now

Kesan pertama saat melihat cover-nya adalah....... BITCH LIKE!!!!!! (pardon my french). Ew..... Leona.. what the f***ing hell is happened with you?!?! Ini mah bukannya kesan anggun, malah...... ewww.... speechless deh....

Sepet melihat cover, langsung saja saya nyalakan foobar2000 dan......
Track pertama: "Happy".... Nada pertama melantun... loh, kok kayak salah satu lagu di Spirit yah???? Overall masih berasa Spirit yang..... "Bleeding Love". Well, not so surprising though, since both comes from same man: Ryan Tedder. Tapi kemiripan hanya di nada-nada awal, saat chorus, nadanya berbeda, walau masih ber-'bau' Spirit. Vokal Leona yang luar biasa bisa dinikmati di sini.

Pindah ke lagu ke dua, "I Got You" membawa sentuhan ringan dibanding suasana di Spirit yang 'berat' penuh dengan spirit (pun intended). Multy-layering vocal terdengar bagus di sini, seolah-olah ada banyak Leona yang bernyanyi bersama sebagai background vocal. Dibanding "Happy", saya lebih suka lagu ini, mungkin dikarenakan suasananya yang lebih ringan. Walau tak dapat dipungkiri, aroma Spirit masih tercium di sini.....

Track ke tiga ada "Can't Breathe". Nuansanya berbeda dengan dua track sebelumnya: R&B dengan sentuhan Europop. I'm kinda love this track. Seriously, hook "I can't breathe" really do me... LOL... Soft falsetto di berbagai bagian lagu juga terdengar bagus sekali.... Sekali lagi, choir made from Leona-cloned (LOL) bring good atmosphere.....

Track berikutnya juga merupakan kesukaan saya, "Brave". Lagunya memiliki konsep megah... Pernah menonton film "Troy"? Nah, suasana lagu ini mirip sekali bahkan bisa dibilang cocok dengan OST film tersebut. Aransemen yang bagus semakin menguatkan kesan megah dari lagu ini. Splendid job!!!!

Setelah dibombardir dengan lagu berat, kita dibawa ber-jeb-ajeb-ajeb ria dengan "Outta My Head". Lagu ini bernuansa Europop. Dengan tipe vokal yang seperti itu, saya bilang Leon berani mengambil resiko. Hasilnya... hm... separuh-separuh kalau menurut saya. Saat chorus dan hook mampu tampil menarik, sayang sekali kurang ditunjang basic yang sama menariknya. Apalagi di bagian finale, ugh.... vokal Leona terdengar kurang menyatu dengan lagu. Sayang sekali.... Padahal chorus dan hook-nya mampu dinyanyikan oleh Leona dengan bagus......

Setelah diajak menggoyang-goyangkan kepala, kita diajak ke track yang lebih tradisional dengan "My Hand". Pembukaan yang soft, hanya Leona menyanyi dengan lembut ditambah musik pelan, menghanyutkan kita ke suasana santai untuk kemudian..... diajak naik secara tiba-tiba dibagian refrain. Hahahaha... benar-benar lagu yang menipu.... ternyata lagu ini serupa dengan "Brave", sederhana di awal, untuk kemudian grandeur di bagian ref dan chorus. Lagu yang cukup bagus, walau vokal Leona terasa agak off di bagian bridge sebelum finale. Lagu yang likable, dan pribadi saya cukup suka :D. Secara garis besar, lagu ini mengingatkan saya dengan "Halo" milik Beyonce dan "Already Gone" kepunyaan Kelly Clarkson. Oh, dan yang saya sukai adalah denting piano dari aransemennya... so sweet...

"Love Letter" membawa suasana pop yang ringan setelah suasana berat dari "My Hand". Cukup meringankan, walau secara keseluruhan lagu ini kurang kuat.

"Broken" kembali membawa suasana berat. Vokal Leona di sini mampu tampil dengan bagus, perpindahan nada terdengar halus, tapi masih membawa gaya Leona. Satu lagi track power balad. Ref-nya cukup bagus. Suasana sedihnya tergambar dengan bagus.... dengan petikan gitar dan choir di belakang, ditambah vokal Leona yang powerfull..... Simply splendid!!!!

Track "Naked" kembali membawa suasana ringan. Sentuhan europop di bagian hook dan ref membawa suasana yang ringan ceria, walau syairnya agak-agak gimanaaaa gitu..... Musiknya cukup enak di dengar, walau vokal Leona terdengar kurang cocok untuk lagu seperti ini.

Lagu "Stop Crying Your Heart Out" merupakan cover dari lagu milik Oasis. Versi Leona merupakan versi lembut dari lagu yang memang sudah lembut ini. Sayangnya, bagian awal sebelum ref terdengar sedikit membosankan, walau begitu masuk ke ref vokal Leona langsung masuk ke 'menyenangkan'. Awal yang kurang kuat, diakhiri dengan vokal yang bagus. Jadi setengah-setengah.... Sayang sekali.... Padahal bagian finale, saat Leona bernyanyi diiringi choir, merupakan bagian yang menurut saya merupakan bagian yang paling bagus....

"Don't Let me Down" jug amengalami masalah yang mirip dengan lagu sebelumnya, awal yang kurang menggigit, walau setelah bass dan perkusi masuk, lagu langsung 'menggigit' sekali :D. Sentuhan Justin Timberlake terasa sekali di track ini. Vokal Leona yang direkam dengan teknik laid back terasa kurang kuat, tapi justru membuat detil dari lagu ini muncul.

Suasana pop yang ringan kembali muncul di "Alive", walau masuknya orkestra setelah bagian pertama chorus cukup memberatkan suasana. Overall track ini cukup menyenangkan. Tidak jelek, tapi juga tidak terlalu menarik perhatian juga. Cukup bagus lah. Yang patut di catat, menurut saya vokal Leona di lagu ini justru merupakan salah satu vokal Leona yang 'masuk' ke lagu.

Lagu berikutnya merupakan kolaborasi Leona Lewis dengan OneRepublic. Lagu berjudul "Lost Then Found" memberikan suasana...... OneRepublic gone symphonic LOL. Secara keseluruhan, OneRepublic (Ryan Tedder) banget deh wakakakaka.... Vokal Leona dan Ryan sih terdengar bagus.... kombinasi keduanya terdengar sangat klop. Cuma ya itu, lagunya OneRepublic (Ryan Tedder) banget geto loh.... :))
Track ini lumayan menyebalkan, sebab dibagian akhir ada silence yang lamaaaaaa banget.... ternyata lagu ini sesuai dengan judulnya.... ck ck ck ck.... please, just please....
Bagian keduan dari lagu ini dibuka dengan denting piano yang (sekali lagi) OneRepublic (Ryan Tedder) banget. Secara keseluruhan bagian kedua ini cukup bagus, walau agak 'capek'.

Ugh... haruskan saya bahas bonus track? Well... sebaiknya iya.... nanggung soalnya eheheheh
Track-track seperti inilah yang membedakan antara penyanyi kacang goreng (hello, most Indonesian group/singers?!?) dengan penyanyi berkualitas tinggi. Well penyanyi kacang goreng pun sebenarnya berkualitas, cuma kualitasnya...... (nggak perlu disebut kan?!?). Gampangnya, untuk membedakan penyanyi kacangan/biasa ajah dengan penyanyi berkualitas tinggi adalah, lihat saja konser live-nya. Live dalam artian dia benar-benar bernyanyi, bukan lipsing (seperti yang dilakukan artis-artis endonesiyah terutama yang di acara-acara musik di televisi. Entah sengaja atau si stasiun yang dengan berani me-lipsing-kan artis-artis tersebut, saya kurang tahu).

BTW, dua track rekaman live Leona benar-benar bagus.... dan ini memang asli live, terbukti dengan terdapatnya perbedaan dengan versi asli (versi rekaman studio/versi album). Satu kata untuk dua track live Leona: Magnificent!!!!!

Track penutup: "Fly Here Now", menutup "Echo" dengan suasana ringan, pop dengan sentuhan techno/Europop. Cukup bagus. Dan sesuai untuk dijadikan lagu penutup.

Kesimpulan:
Secara keseluruhan saya cukup suka dengan album ini. Walaupun cukup terlihat bahwa Leona berusaha keras menghilangkan image Spirit di album keduanya ini, tapi saya rasa album ini cukup bagus. Beberapa lagu worth untuk suara diva-class yang dimiliki Leona, dengan beberapa track lain membawa suasana ringan dan modern sehingga bisa menghilangkan kebosanan yang mungkin muncul. Bagus.

Sunday, November 22, 2009

Review: OneRepublic, Kris Allen, and More!

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Buat para pembaca setia blog nggak penting ini, tunggu saja yah, kalo mood dapet, pasti segera dipajang heh heh heh heh heh heh heh heh heh heh.....

Thursday, November 12, 2009

Install Microsoft Reader di Linux

Saya suka membaca buku, terutama yang ringan-ringan. Paling malas kalau disuruh membaca buku yang pake mikir hahahaha.... Dan sejak mengenal situs-situs ebook bajakan (ehm...ehm...ehm...), kesukaan membaca saya makin menggila... Kalau saja tidak dibatasi dengan internet endonesiyah yang piiip piiip piiiip (cencored) ini, bisa saya borong habis itu situs :P.

Format ebook yang saya punya ada berbagai macam, ada pdf, djavu, html, dan lit. Untuk sistem operasi Microsoft Windows, pembaca format-format ini dapat dengan mudah dicari. Yang jadi masalah, sistem operasi utama di komputer saya adalah linux. Untuk pdf, html dan djavu ada pembacanya, yang jadi masalah adalah lit. Setelah mengublek-ublek internet mencari pembaca lit di linux, hasilnya nihil.... Format lit ini memang format tertutup milik Microsoft, dan satu-satunya pembaca yang gratis adalah Microsoft Reader (bisa diunduh secara gratis di situsnya Microsoft).

Akhirnya terpaksa melakukan instalasi perangkat lunak ini di linux. Wew, linux canggih yah, bisa memasang perangkat lunak untuk sistem operasi lain... :D. Caranya? Gampang....

  1. Install dahulu layer kompabilitas bernama wine. Di Ubuntu dan turunannya, bisa dilakukan dengan melalui Synaptic atau lewat command line dengan mengetikkan:

    apt-get install wine
    atau
    aptitude install wine.
    Ingat, pastikan koneksi internet anda tersambung dengan lancar, dikarenakan installasi wine memerlukan pengunduhan berkas yang cukup besar. Jika anda tidak memiliki koneksi internet, bisa menggunakan fasilitas apt-web di sini atau di sini.

  2. Jika sudah, silakan siapkan installer Microsoft Reader, Bisa diunduh di sini (untuk pc). Simpan.
  3. Buka command line, arahkan ke lokasi tempat penyimpanan installer Microsoft Reader tadi kemudian ketik:

    wine MSReaderSetupUSA.exe
    Atau dengan melakukan klik ganda di file tadi :D.

  4. Jendela baru akan muncul. Ikuti langkah-langkah installasi seperti biasa. Di bagian terakhir, jika wisaya menawarkan aktivasi, jangan mau, sebab aktivasi memerlukan Internet Explorer. Efeknya, jika kita memiliki ebook berlisensi, kita tidak akan bisa membukanya. Tapi tidak apa-apa, sebab ebook saya tidak ada lisensinya semua >:).
  5. Installer akan membuat ikon shortcut di desktop. Klik kanan shortcut, lalu pilih Properties. Di jendela properti yang terbuka, lihat bagian Command, silakan blok semua, klik kanan, Copy.
  6. Buka tempat anda menyimpan ebook berformat lit anda, lalu klik kanan satu file, pilih Properties. Di jendela properti yang terbuka, lihat tab Open With, lalu klik Add. Di jendela baru, lihat bagian bawah, ada pilihan Use a custom command. SIlakan tempel ke situ. Jika sudah klik Add dan Close. Kini jika anda melakukan klik ganda ke berkas ebook lit anda, anda akan langsung dibawa ke Microsoft Reader.
Ups, kok Microsoft Readernya muncul sebentar lalu hilang? Ow ow.. error.... Error tersebut dikarenakan Microsoft Reader membutuhkan satu file library (dll) bernama msvcirt.dll. Silakan unduh dari sini, lalu salin ke folder wine anda (biasanya di ~/.wine/drive_c/windows/system32 dengan ~ menunjukkan home anda). Folder .wine ini biasanya tersembunyi, untuk menampilkannya silakan menekan Ctrl+H.

Selesai... Silakan membaca ebook berformat lit anda di linux!

ps: untuk installasi Microsoft Reader dengan Aktivasi akun, silakan main-main ke blog ini.

Sunday, November 08, 2009

Desktop of the Week

Ganti minggu, ganti lagi tampilan desktopnya hehehe....
Sekarang ini tampilan desktop linux saya adalah seperti ini....



Desktop tanpa plugin snow....



Desktop dengan LinuxMint Menu...



Pop-up menu dengan transparansi dari Compiz-Fusion





Desktop dengan snow dan art dari Exaile Music Player

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tema kali ini adalah em....cyberpunk? Hahaha... entahlah... awalnya saya ketemu skrip Conky di devianart, tapi kok wallpaper yang digunakan kok kurang menarik... Conky-nya sendiri menarik, berupa bulatan-bulatan dengan berbagai macam fungsi (saya paling senang dengan bentuk bulatan-bualtan di desktop hahaha), dengan jam dan font yang terkesan cyberpunk... Setelah saya padu padan, dengan sedikit edit di Conky untuk menampilkan tulisan Linux Mint di kiri atas, akhirnya jadilah, desktop saya seperti screenshot diatas....

Wallpaper: Reflux (dengan sedikit edit). Saya lupa dapat dari mana, kalau tidak salah dari customize.org. Untuk yang tahu pemilik aslinya, silakan pm saya yah... agar saya bisa memberikan credit yg sesuai
Tema: Kupo-Finale (Green). Diedit untuk membuat panel berukuran 30px. Unduh di sini.
Icon: Elementary. silakan cari di gnome-looks.org atau dari theme-pack Aureus-Mariux dari sini atau sini.
Conky script: lotus-ring. Unduh di sini.
Sistem Operasi: LinuxMint 7 dengan Conky 1.7
Music Player: Exaile.
Transparasi dan efek Salju: Compiz-Fusion dengan plugin Snow

---------------------------------------------------------------