Monday, November 21, 2011

Impression: FiiO E10 DAC (Updated)


Kali ini saya mendapat rejeki untuk bisa memboyong pulang FiiO E10 DAC. Untuk yang belum tahu istilah DAC, gambaran kasarnya adalah soundcard external. Untuk lebih lanjutnya silakan menjelajah google, wikipedia, atau head-fi.org. :D
Saya mendapatkan FiiO E10 DAC ini sejak minggu kemarin, dan setelah digunakan seminggu ini, saya rasa suaranya tidak ada perubahannya lagi

1. Kualitas Bentukan (Build Quality)
Kualitas bentukan dari E10 ini bagus, sangat bagus jika menurut saya. Kecil, ringan, dengan selongsong dari logam. Dari tampilannya memberikan kesan elegan. Dalam paket penjualan kita mendapat kotak kaleng (seperti kotak permen) yang berisi E10, kabel USB-mini USB (input), karet-karet kecil yang berfungsi sebagai kaki, dan beberapa kertas.
Di bagian depan ada jack 3,5mm; tombol bass-boost, LED biru dan knob volume. Di bagian bawah ada switch gain, dan di bagian belakang ada mini usb input ditemani coaxial out dan line out jack.
Bagian depan.
Bagian belakang.
Bagian bawah.

2. Pemasangan
Mudah sekali, tinggal colok E10 ke slot USB di laptop/PC anda dengan kabel USB-mini USB yang disediakan. Tunggu sebentar hingga OS anda selesai memasang driver dan konfigurasi lainnya, pastikan E10 sebagai main output, dan E10 siap digunakan. Saya coba E10 dengan Laptop bersistem operasi Windows XP, Windows 7 dan Linux (Ubuntu 10.04 LTS Lucid Lynx) dan semua dapat mengenali dan mengkonfigurasi E10 dengan tepat, termasuk fitur 24 bit-nya.
Mixer di Windows 7.
Konfigurasi wasapi di Foobar2000


3. Suara
Ini dia bagian yang ditunggu. Perangkat lunak pemutar musik yang saya gunakan adalah Foobar2000 (XP dan 7) dengan wasapi untuk memastikan bit-perfect, dan deadbeef untuk linux.
Saat pertama kali mendengarkan, saya agak terkejut dengan treble yang menusuk dan metallic. Mid agak kering dengan bass yang biasa saja. Tapi sekarang setelah seminggu lebih saya gunakan, suaranya sudah berubah dan menjadi stabil.

Suara FiiO E10 ini jauh lebih bagus daripada soundcard bawaan laptop saya. Dapat didengar dengan jelas suara yang lebih smooth di semua frekuensi, bahkan dengan headphone Audio-Technica SJ33 saya yang cukup garang (walau tidak sebrutal Grado) suara yang keluar terdengar lebih smooth. Saya suka ini.

Treble yang awalnya menusuk sekarang sudah lebih sopan. Jernih, dengan detil yang bagus. Mungkin karena saya agak peka dengan treble, saya menemui treble dari E10 ini masih agak menyengat, apalagi jika rekaman yang diputar termasuk bright. Tidak separah di awal-awal, namun saya lebih suka menurunkan 1db di 5kHz dan 10kHz, dan 2db di 7kHz dan 14kHz keatas.
Update: saat ini (6 Januari 2012) treble dari E10 sudah stabil dan tidak lagi menyengat seperti dulu. Tetap relatif bright, tapi sudah tidak menyengat.

Mid dari E10 ini enak sekali untuk vokal: smooth, detil, dan netral. Jadi tidak mundur maupun maju. Low bagus, agak boomy namun masih bisa ditolerir. Soundstage biasa saja, tidak terlalu luas, namun dengan kedalaman yang lebih bagus daripada soundcard onboard saya.
Separasi jauh lebih bagus, vokal dan alat musik terpisah dengan bagus, tidak tercampur.

Dengan separasi yang bagus, saya menjumpai berbagai bagian dari lagu yang sebelumnya saya tidak tahu ada di situ, seperti backing vocal di lagu Shake It Out oleh Florence + The Machine. Awalnya saya hanya mendengar satu kesatuan backing vocal, dengan E10 saya bisa mendengar detil nada-nada backing vocal yang sedikit berbeda satu dengan lain. Contoh lain adalah di lagu Stardust dan Whatever It Takes dari Michael Buble. Stardust disajikan dengan smooth dan intimate, sedangkan di Whatever It Takes, vokal-vokal (Buble, Ron Sexsmith dan backing) saling menjalin namun masih bisa dibedakan karakternya.

Dengan bass-boost ON, sektor low bertambah beberapa db. Tidak sampai muddy, namun cukup terdengar dan terasa di telinga saya. Mid-bass E10 ini enak sekali: empuk, warm, lincah. Album Mezzanine dari grup Massive Attack terdengar nikmat sekali dengan bass-boost dinyalakan. Bass lebih mendentam, walau raungan gitar jadi terdengar agak terlalu tebal. Mengembalikan equilizer ke nol membantu mengatasi hal ini.
Bass-boost ini memberikan sentuhan warm ke keseluruhan suara, dengan sedikit mengorbankan detil. Malah ditelinga saya, mid jadi lebih basah dan tebal, jika dimatikan mid terasa lebih kering namun detil lebih muncul.

Baik vokal pria, wanita hingga anak-anak ditampilkan dengan bagus oleh E10. Vokal The High Kings yang empuk di Galway to Graceland, vokal jernih Leona Lewis di Bleeding Love, hingga vokal soprano Jackie Evacho yang matang di Lovers semua disajikan dengan bagus sekali: smooth, detil, empuk.

4. Kesimpulan
Dengan kualitas bentukan, fitur dan terutama kualitas suaranya, FiiO E10 ini sangat pantas dimiliki untuk anda yang mengharapkan peningkatan kualitas suara dari soundcard onboard anda. Dengan harga sekitar USD 80 (IDR 750.000), saya sangat merekomendasikan FiiO E10 ini.
Reccomended!!!

 --------------------------------------------------------------------------------------------------

next: review novel The Way of Kings oleh Brandon Sanderson

0 comments: