Wednesday, February 18, 2009

Review Pardus 2008.2 Canis Aureus

Pendahuluan
Setelah tulisan sebelumnya membahas mengenai installasi dan login pertama kali, kali ini saya ingin melakukan review secara keseluruhan dari linux Pardus.

Saya melakukan installasi sistem ke dua mesin, yang satu komputer desktop, sedangkan mesin kedua adalah komputer jinjing keluaran salah satu vendor lokal. Adapun spesifikasinya adalah sebagai berikut:
Spesifikasi komputer yang digunakan:
Prosesor Intel Pentium 4 506 2,6 GHz
Motherboard ECS 865GV
VGA Onboard Intel Extreme II (865G)
RAM 512 Mb
Harddisk Seagate 160 Gb SATA

Spesifikasi komputer jinjing yang digunakan:
Prosesor Intel Dual Core 1,6 GHz
Chipset 965
VGA Onboard 965
RAM 1 Gb
Harddisk Samsung 120 Gb


Installasi dilakukan pada partisi sebesar 10 Gb untuk Sistem dan Home (EXT3), 1 Gb Swap, dengan partisi data dalam bentuk FAT32, NTFS, dan EXT3.

Sedangkan kebutuhan minimal Pardus (Pardus 2007) sendiri adalah:
- CPU Minimal 1200 MHz (Intel atau AMD)
- 256 MB RAM (direkomendasikan 512 MB)
- CD-ROM (4x atau lebih)
- 4 GB harddisk kosong

Pardus 2008 yang lebih baru dan stabil memiliki kebutuhan perangkat keras yang hampir sama.

Kesan
Installasi
Installasi berjalan cukup cepat. Langkah-langkahnya cukup mudah dan dapat dimengerti bahkan oleh pemula sekalipun, walaupun pada tahap pembagian partisi harddisk, saya tetap menyarankan pemula agar didampingi oleh orang yang lebih berpengalaman. Sayangnya, saat pembagian partisi, Pardus tidak menyediakan pilihan untuk membuat partisi lain. YALI hanya menyediakan pilihan untuk partisi sistem, home, swap, dan data. Mungkin hal ini dikarenakan pengembang Pardus yang ingin membuat partisi yang cukup sederhana untuk pemula. Saya sendiri lebih suka memisahkan partisi BOOT (/boot) dan TMP (temporary, /TMP) pada partisi terpisah. Tidak ada tahap pemilihan paket, YALI akan langsung menginstall semua paket yang sudah dipilih sebelumnya. Sekali lagi, mungkin hal ini dilakukan untuk menyederhanakan proses installasi dan memudahkan pemula, namun saya pribadi lebih suka melakukan pemilihan paket sendiri, maupun mengurangi paket-paket yang saya kurang sukai maupun kurang saya butuhkan.

Booting
Proses booting sistem berjalan sangat cepat. Bukan membesar-besarkan, tetapi pada kenyataannya memang benar-benar cepat. Dari berbagai macam distribusi desktop atau all-usage yang pernah saya coba, Pardus merupakan desktop dengan booting tercepat. Seperti Ubuntu, Pardus menyembunyikan detail booting, walaupun kita tekan tombol escape (ESC). Sama seperti proses booting, login desktop KDE 3.5 (pilihan default Pardus) juga berjalan dengan cepat.

Saat pertama kali login, kita akan disuguhi Kaptan Welcome Wizard, yang akan menuntun kita melakukan konfigurasi dasar sistem (seperti pada tulisan saya terdahulu). Tampilannya cukup bagus, namun menurut saya biasa saja, karena wisaya seperti ini dapt pula kita jumpai pada installasi beberapa distro linux lain seperti Fedora maupun Mandriva.

Desktop dan Sistem



Sistem cukup ringan, bahkan untuk komputer desktop lawas saya. Desktop default adalah KDE 3.5 yang terbaru. Secara pribadi, saya lebih menyukai KDE dari pada GNOME karena kelengkapan fiturnya. Namun saya kurang suka dengan KDE 4 yang sangat berat. Untuk komputer lawas seperti yang saya punya, KDE 3.5 sudah cukup. Secara umum, KDE yang ada di Pardus berjalan cukup ringan. Relatif lebih ringan dibandingkan Mandriva, walau masih kalah ringan dengan distro-distro turunan Slackware. Sejauh ini, KDE paling ringan saya temui di Vector Linux. Menu yang digunakan secara default adalah KDE Classic, namun anda dapat menggantinya dengan Kick Off dengan melakukan klik kanan menu.

Gambar latar bawaan Pardus menurut saya cukup. Pardus membawa beberapa gambar Canis Aureus, sejenis Leopard (macan tutul) Turki yang terancam punah. Gambar yang lain cukup menarik, dengan warna-warna sederhana. Tema yang dipergunakan sendiri merupakan tema default KDE. Yang menarik, repositori Pardus menyediakan tema tambahan bernama "La Ora" yang merupakan tema default Mandriva Linux. Ditambah lagi adanya skema warna jingga, semakin menambah susana Mandriva saat dipadukan dengan tema "La Ora". Padahal, skema warna jingga bergaya Mandriva ini lekat dengan YALI, pada saat installasi sistem. Sayang sekali tema warna ini tidak dibawa lebih lanjut ke sistem, padahal warna jingga yang dipergunakan tampak segar, dan menarik.
Ikon-ikon yang digunakan Pardus bukan ikon asli KDE 3.5. Pardus memiliki tema ikon sendiri yang cukup menarik. Untuk dekorasi jendela, Pardus menambahkan sebuah tema yang cukup menarik, yaitu Crystall. Dekorasi ini bening, sehingga menampilkan gambar latar. Mirip dengan milik sistem operasi Microsoft Vista. Belum sebagus efek bening milik Emerald, namun cukup menarik. Secara keseluruhan, tampilan desktop Pardus cukup menarik.

Eksekusi program berjalan sesuai kesukaan saya: click and run. Hampir tanpa delay, kecuali untuk software besar atau berat seperti OpenOffice.org, Firefox, The GIMP, dll. Namun yang saya kurang suka adalah Konqueror yang menampilkan berkas gambar langsung di jendelanya, bukan dengan jendela software lain. Jadi saya harus secara manual mengganti setting untuk hal tersebut, yang sialnya tidak ada di Kaptan. Dan jeleknya lagi, KDE control Center juga hilang. Jadi saya harus mengganti setting dengan klik kanan file. Agak merepotkan.

Software dan Paket



Pilihan software yang disertakan cukup beragam. Baik bawaan KDE 3.5 seperti Amarok, JuK, KSCD, KDEPIM, dsb, hingga software non-KDE seperti MPlayer, Firefox, The GIMP, OpenOffice,org, dll. Menurut saya cukup, walau terjadi pilihan yang berlebih, misalnya, JuK dan Amarok mempunyai fungsi yang sama. Lalu ada Kaffein dan MPlayer, serta GMPlayer untuk memutar file video. Mungkin hal ini untuk memberikan pilihan kepada pengguna. Secara keseluruhan, software yang disertakan cukup memadai untuk pemakaian desktop sehari-hari. Managemen berkas yang dipergunakan (Konqueror) dapat membaca dan menulis berkas ke partisi dalam format NTFS, jadi untuk anda yang masih menggunakan dual-boot atau masih menyisakan partisi dalam format Windows XP, dapat berlega hati.

Repositori default (repositori dengan dukungan Pardus) cukup. Jika anda menginginkan software sehari-hari, mungkin repo default sudah cukup, namun jika menginginkan software alternatif, anda harus menambah sendiri repositori Contrib. Repositori ini tidak mendapat dukungan Pardus. Dan kebetulan software kesukaan saya tidak ada di repositori default, jadi saya terpaksa menambahkan repositori Contrib. Untuk repositori Contrib sendiri, kelengkapan paketnya cukup baik. Masih dibawah Mandriva atau OpenSUSE, namun cukup bervariasi dan lengkap.

Paket-paket lain yang tersedia dalam repositori Pardus cukup menarik. Untuk anda yang menyukai permainan, Pardus menyediakan berbagai macam permainan, mulai dari yang sederhana hingga yang membutuhkan perangkat keras seperti Sauerbraten, Urban Terror, atau World of Padman. Ada juga permainan balap seperti Torcs, Trigger, dan Mania Drive. Permainan ini tidak kalah bagus dengan permainan berbayar di Windows. Untuk informasi lebih lanjut mengenai berbagai permainan yang disediakan Pardus, anda dapat mengikuti tautan ini. Aplikasi favorit saya, Comix dan Exaile juga disertakan. Jadi untuk kelengkapan paket, anda dapat tenang, karena paket-paket yang disediakan Pardus cukup banyak.





Installasi paket cukup cepat. Saat saya mencoba menginstall sebuah paket, saya menemukan ukuran paket yang harus saya unduh berukuran lebih kecil dari paket yang sama di distro lain. hal ini mungkin karena penggunaan kompresi LZMA. PiSi dan Package Manager secara otomatis akan memilih dependensi penting yang dibutuhkan saat kita melakukan installasi suatu paket. Baik PiSi maupun Package Manager, keduanya dapat berjalan dengan ringan dan cepat. Menyenangkan sekali.



Codec
Pardus sepertinya tidak mempunyai masalah dengan codec propiertary. Hal ini terbukti dengan kemampuan memainkan berbagai format propiertary secara out of the box. Anda dapat memainkan mp3, avi, flv, divx, xvid, dan berbagai format lain dengan aplikasi multimedia yang disertakan Pardus, tanpa harus melakukan installasi codec lagi. Bahkan Pardus dapat memainkan DVD baik dengan enkripsi maupun tanpa enkripsi. Firefox yang disertakan juga sudah dilengkapi dengan codec Flash, jadi anda dapat menikmati situs berbasis flash, seperti Youtube.



3D Desktop
Secara default, Pardus tidak menyertakan 3D Desktop. Untuk menikmati Compiz-Fusion, pengguna diharuskan melakukan installasi sendiri lewat Package Manager (GUI) atau PiSi (CLI). Caranya cukup mudah. Sebelumnya, pastikan repositori Contrib sudah anda aktifkan, sebab Compiz-Fusion merupakan paket komunitas

Saya melakukan installasi Compiz-Fusion untuk melihat seberapa ringan paket tersebut berjalan. Installasi mudah sekali, namun saya sarankan melakukan installasi lewat PiSi (CLI) daripada lewat Package Manager. Saat melakukan installasi dari PiSi, Compiz-Fusion dapat berfungsi dengan baik, namun saat lewat Package Manger, terjadi crash di Compiz-Fusion. Saat saya nyalakan, maka Compiz-Fusion hasil install lewat GUI tidak melakukan load window-manager secara otomatis. Jadi saat kita membuka program, maka dekorasi pinggiran jendela program (sekeliling jendela, termasuk tombol tutup, minimalkan, dan maksimalkan) tidak akan muncul. Akibatnya kita harus melakukan load ulang dengan Compiz-Fusion Icon di tray ataupun dengan CCSM (Compiz Config System Manager). Selain itu, compiz-fusion juga tidak mau jalan secara otomatis. Tidak terlalu parah, namun cukup mengganggu.

Efek 3D di komputer lama saya cukup berat. Hal ini bertolak belakang dengan sistem yang ringan. Berbeda dengan komputer jinjing, yang memang memiliki spesifikasi yang lebih tinggi, dimana 3D Desktop-nya berjalan dengan mulus. Jadi untuk komputer lawas saya, Compiz-Fusionnya saya matikan, dan saya hapus. Sayang sekali, sedangkan Compiz-Fusion pada distro lain yang pernah saya coba (Mandriva, PCLiuxOS, Slackware, Ubuntu, Kubuntu, Ubuntu ME, Ubuntu Studio, Granular), tetap dapat berjalan dengan ringan.

Konfigurator dan Panel Kontrol



Secara umum, saya menyukai distro dengan konfigurator yang terpusat. Jadi dengan menjalankan satu panel kontrol, kita dapat mengakses berbagai konfigurator baik sistem amuapun perangkat keras. Hal ini untuk memudahkan pencarian dan konfigurasi.
Secara garis besar, Pardus memiliki panel kontrol yang cukup baik. Kita dapat melakukan konfigurasi sistem dan perangkat keras dengan TASMA. Walaupun bila dilihat dari isinya, TASMA berisi berbagai konfigurator bawaan KDE ditambah konfigurator Pardus sendiri, namun menurut saya, TASMA sudah cukup baik.

Satu hal yang cukup mengganggu adalah hilangnya konfigurator bawaan KDE yang biasa dijumpai pada KDE Control Center. Memang ada TASMA yang berfungsi sebagai konfigurator, namun masih ada beberapa konfigurator bawaan KDE yang hilang. Setelah saya coba periksa, sebenarnya konfigurator bawaan KDE ini masih ada, namun memang sengaja tidak ditampilkan. Mungkin untuk lebih menyederhanakan konfigurator. Untuk mengakalinya, silakan klik kanan menu dan pilih menu editor. Edit satu menu, lalu simpan. Maka menu KDE (klasik) akan menampilkan satu sub menu baru berupa lost and found yang berisi semua aplikasi (termasuk konfigurator) yang tidak dimunculkan secara default oleh Pardus.

Deteksi Perangkat Keras dan Driver
Untuk komputer lawas saya, semua hardware dikenali dengan baik. Namun monitor saya dipasang pada resolusi yang lebih besar dari standar, jadi saya harus mensetting ulang agar sesuai dengan resolusinya. Dan seperti beberapa distro linux yang pernah saya coba, volume disetting pada volume yang terlalu kecil, sehingga saya harus mengkonfigurasi ulang volume sistem saya. Untuk komputer jinjing saya, semua dikenali dengan baik sekali. Layar widescreen saya, hingga wifi saya yang menggunakan chipset Atheros dikonfigurasi dengan baik. Biasanya, chipset wifi saya harus menggunakan ndiswrapper agar dapat berjalan baik, sebab driver yang disediakan komunitas linux sering kali tidak dapat digunakan. Untuk modem 3G yang saya gunakan, Pardus dapat mengenalinya dengan sempurna sebagai Huawei E160G, sehingga saya dapat menggunakannya dengan KPP. Dalam hal deteksi dan driver perangkat keras, Pardus saya acungi jempol.



Dokumentasi dan Manual
Untuk dukungan dokumen dari Pardus sendiri, menurut saya Pardus memiliki wiki yang baik sekali. Lengkap. Anda dapat mencari berbagai How To's, Manual, Tips, langkah-langkah dan sebagainya dengan mudah melalui wiki pardus, situs, hingga forumnya. Di sisi ini, saya mengacungkan jempol untuk Pardus. Mulai dari langkah installasi, menambah repositori, installasi 3D Desktop hingga tweaking sistem dapat anda jumpai dengan mudah. Untuk pemula, hal ini sangat membantu. Apalagi semuanya diatur dengan rapi, sehingga memudahkan pencarian. Hal yang mengganggu adalah situs Pardus yang tidak menyediakan bahasa selain bahasa Turki. Padahal isi situs ini cukup baik dan lengkap. Memang masih bisa diakali dengan menggunakan Google Translate, namun tetap saja hasil terjemahannya masih ada yang terasa janggal. Sayang sekali. Alternatif lain adalah mengakses forum global-nya, yang tidak semenarik versi Turkinya. Untuk wiki-nya, Pardus menyediakan delapan bahasa termasuk Turki dan Inggris.

Penutup
Kelebihan:
- Pardus mampu menghadirkan kelengkapa yang baik tanpa mengorbankan performa. Kebutuhan minimal perangkat kerasnya juga tidak terlalu besar.
- Pilihan softwarenya cukup lengkap.
- Dokumentasi yang lengkap dan rapi.
- Booting dan Shutdown sistem berjalan sangat cepat, jauh lebih cepat dibanding sistem linux lainnya.
- Menggunakan KDE 3.5

Kekurangannya:
- paket dalam repositori Contrib masih kurang banyak.
- 3D Desktop terlalu berat untuk komputer lawas (untuk pecinta 3D Desktop).
- situs tidak menyediakan bahasa selain Turki.
- Installer YALI tidak menyediakan pilihan untuk memilih paket yang akan diinstall.
- Installer YALI saat partisi tidak menyediakan pilihan untuk membuat partisi lain.

Kesimpulannya, Pardus Linux ini menarik dan layak untuk dicoba, terutama bagi anda yang sudah bosan dengan sistem yang besar dan berat. Dan tidak menutup kemungkinan dapat menggantikan sistem operasi Linux anda yang sekarang.


Berikutnya: Konfigurasi modem 3G dan Installasi Compiz-Fusion di Pardus Linux!

Blogged with the Flock Browser

1 comments:

ArIf said...

Waw.. Baru baca ada distro seperti ini. Kapan sempat coba ah..

Thx for the review, keep up the great work!