Sunday, February 08, 2009

Salah Satu Hal Paling Menyakitkan

Warning: just don't looking at me as if I'm bad person after reading this. But, well, I'm not (yet) good people after all, and I'm (only) human. Really stupid, lazy human. Not to mention egoistic and obsessive (a little bit). Just reading it as, oh, I don't know, maybe some self explanations? Yes, I know that some times I act little strange (well, not that little maybe). But, you know, I'm really nice people inside :D

------------------------------------------------------------------------------------

Tadi siang, saat iseng berbenah komputer, tiba-tiba saya ketemu foto-foto "lawas" saat sma. Saya ketawa-tawa melihat berbagai macam foto yang unik-unik dan lucu-lucu. Saat scrolling ke bagian paling bawah, saya melihat foto "dia". Deg. My first love ever (????). Cinta bertepuk sebelah tangan. Jadi teringat masa lalu. Jadi sedih. That memory is one of my painful memories. Sangat menyakitkan kalau orang yang kita cintai ternyata tidak dapat membalas perasaan kita.

Balik ke masalah foto. Saat merapikan foto yang lain, saya bertemu lagi dengan foto ke dua, foto "dia", tapi bukan "dia" yang pertama. "Dia" yang kedua ini juga tidak berakhir mulus, setidaknya saya idak di tolak hehehehe... Yang ke-dua ini saya mundur karena saya tidak yakin dengan perasaan dia, dan insting saya bilang kalau dia tidak mencintai saya. Hahahaha.... lebih sakit lagi dari yang pertama. Saat kita sangat menginginkan seseorang tetapi kita tahu kita tidak dapat (boleh) memilikinya. Orang bilang, cinta pertama tidak akan hilang selamanya, menurut saya, itu benar. Walau untuk orang lain tidak, tapi saya setuju dengan ungkapan tersebut.

Greedy, eh?? Entahlah. Mungkin iya. Mungkin tidak. Terserah anda menilainya bagaimana. Tapi menurut saya, saat kita benar-benar mencintai seseorang, perasaan itu tidak akan pernah bisa hilang dari hati kita. Sejauh apapun kita berpisah, sekecewa apapun kita, atau bahkan saat kita mencitai orang lain, hingga menikah dengan orang pilihan kita, tapi cinta kita terhadap orang sebelumnya akan tetap ada, berdiam di suatu sudut hati yang paling dalam.

Dan, cinta saya, untuk kedua orang tersebut, akan tetap berdiam di suatu ruang kecil, di suatu sudut hati saya. Saya tidak akan pernah (bisa) melupakan kedua orang tersebut. Karena bagaimanapun, kedua orang tersebut pernah menjadi ingatan, dan pernah menjadi orang paling saya sayangi. Terkadang jika ingat hal tersebut, hati saya menjadi pedih. Namun saya tidak marah, ataupun benci kepada orang tersebut, karena rasa cinta membuat kita bertindak diluar logika, egois, bahkan (pada beberapa kasus) posesif, ataupun obsesif. Saya bukan seorang masochisist, jadi saya tidak menikmati sakit yang saya rasakan. Namun terkadang saya jadi teringat hal tersebut, saat bertemu dengan pengingat (remainder) mereka berdua.

Saya menyadari, dan memahami kalau saya tidak dapat memiliki mereka, tidak dapat memeluk mereka, tidak boleh mendekap mereka, tidak bisa menjadi pasangan hidup mereka. Tapi apakah salah jika kita ingin memiliki orang yang kita cintai?

Saya tahu, saya bukan orang yang sehat, secara mental. Biasanya saya men-tune out perasaan-perasaan ini ke ruang khusus di sudut hati, dan tidak membiarkannya muncul ke permukaan. Namun, saya hanyalah manusia biasa, yang punya ego, yang punya hati. Dan terkadang, di saat-saat tertentu, perasaan ini muncul kembali (seperti saat ini, saat melihat dua foto tersebut). Mungkin karena saat ini saya sendiri, jomblo kalau orang bilang. Jadi saya punya waktu luang yang lebih banyak. Apalagi sekarang ini saya baru saja lulus kuliah, belum mendapat pekerjaan tetap, jadi tidak ada hal-hal lain untuk mengalihkan perhatian.

Bagaimana saat saya berhubungan dengan orang ketiga? Orang ketiga ini spesial. Dia ternyata sudah menyukai saya, bahkan saat saya menyukai orang pertama. Hahaha... mungkin saat itu jadi saat paling menyakitkan untuk dia, saat saya curhat mengenai rasa suka saya terhadap orang pertama terhadap dia. I'm so sorry... I'm so selfish... I knew not about your feeling to me at time.

Saat saya berhubungan dengan orang ketiga ini, saya benar-benar mencintai dia. Well, tidak sepenuh hati mungkin, karena ada bagian dari hati saya yang saya peruntukkan untuk Tuhan saya, Rasul saya, Orang tua saya, saudara saya, sahabat-sahabat saya, dan orang-orang lain yang juga saya cintai. Not to mention some part of my heart dedicated to peoples I loved before her. Tapi setidaknya, mencintai dia lebih mudah dari pada mencintai dua orang sebelumnya (there are too much rules that forbid my love for them). Mencintai dia, membuat hari-hari saya berwarna. Saya jadi mempunyai alasan, tujuan hidup (wow, what a bullshit hehehe). Mencintai dia, membuat saya bahagia. Membuat saya dapat melupakan sakit yang ada di hati saya. Membuat saya utuh, whole. Rasanya ratusan kali lebih menyakitkan saat saya harus mengakhiri hubungan kami. Karena saya mencintai dia, dan dia mencintai saya. Dan sampai sekarang masih sakit kalau ingat....

Well, its end now. Even my 3rd love story (hahaha...) doesn't have a happy end. Theres no "and then they live happily ever after" after all (oh damn, and I love her so much too!!!). Maybe I'll make up with her, some how, some time. Just don't want hurt little longer.

Well, that's all. Another pain in my life. Another painful memory in my too much pain brain. hahahaha.... I'm crazy, am I?? Well, I guest so...

0 comments: